KamiMenjual dan memproduksi tepung kayu grajen (serbuk Gergaji) Jati / Mahoni / Campuran / Kayu Kalimantan / Kayu jawa / Albasiah / Merbaung / Trembesi / Kamper / Lengket dll, dengan tingkat kehalusan 60 mesh, 80 mesh, 140 mesh ke atas dengan kapasitas produksi 1000 - 2500 ton per bulan. Contoh kasus : pada satu papan kayu dengan ukuran
Langkahlangkah pengolahan : Siapkan bahan-bahan baku dengan komposisi sesuai dengan formula/resep yang akan dibuat. Semua bahan ini harus memiliki kualitas yang baik, tidak kadaluwarsa, dan tidak rusak. Usahakan serbuk kayu yang dipakai mempunyai ukuran yang seragam.
0k8i7. Serbuk kayu sering dianggap sebagai limbah dan terbuang sia-sia. Efriyani dari Studio Hutan Hujan punya ide memanfaatkan limbah ini untuk dibuat menjadi produk baru. Ini berkat sebuah tugas akhir kuliah. “Dosen mengarahkan saya untuk mendesain furnitur namun memanfaatkan limbah, walaupun pada saat tersebut belum mengetahui secara spesifik limbah apa yang akan digunakan,” kata Efri, sapaan akrabnya, menceritakan awal mula mengolah limbah serbuk kayu. Efri melakukan berbagai riset mengenai material organik yang bisa segera dimanfaatkan tanpa perlu diolah lagi sebelum menjadi material layak guna. Dia juga mencari cara pengolahan yang tidak memerlukan modal besar. Pilihan Efri akhirnya jatuh pada limbah serbuk kayu yang banyak tersedia di sekitar lingkungan rumahnya di Serang, Banten. “Saya mendapatkan ide bagaimana serbuk kayu bisa langsung dimanfaatkan untuk membentuk produk, tanpa harus mengubahnya terlebih dahulu menjadi material mentah. Sehingga, material tersebut bisa saya langsung cetak menyesuaikan dengan produk yang dibayangkan,” ujarnya. Proses pengolahan limbah serbuk kayu Mudah didapatkan dan mudah diolah, bukan berarti limbah serbuk kayu tidak memerlukan penanganan khusus. Melalui berbagai riset juga, Efri belajar mengolah serbuk kayu. Perlu riset selama tiga bulan bagi Efri untuk mencari tahu zat kimia apa yang cocok untuk membentuk produk dari limbah serbuk kayu. “Pertama, kita harus mengambil serbuk kayu di hari yang sama dan berasal dari pohon yang sama. Kemudian, kita perlu mengeringkan serbuk tersebut sesuai dengan kelembapan yang dibutuhkan,” tutur Efri. Setelah itu, serbuk kayu dicampur dengan zat kimia perekat, dengan perbandingan 25. Kemudian, bahan tersebut diaduk dan di-press ke dalam cetakan, lalu didiamkan selama sehari penuh, untuk menyesuaikan dengan keseimbangan komposisi. “Tantangan paling awal adalah mencari bahan kimia serta komposisi yang tepat untuk digunakan dalam membuat produk tersebut. Sebagai bahan dasar, warna dan kelembapan dari serbuk kayu juga menjadi tantangan lain dalam proses produksi. Waktu pengerjaan juga turut menjadi tantangan dalam membuat produk tersebut,” Efri menceritakan pengalamannya. Perlu ketelitian dan ketelatenan dalam mengolah serbuk kayu. Jika terjadi kegagalan, Efri harus mengulang kembali proses pembuatan produk. Tentu saja selain akan memakan lebih banyak waktu, Efri bisa mengalami kerugian, karena bahan kimia yang dipakai memerlukan modal yang tak murah. Potensi limbah serbuk kayu Efri sangat yakin akan potensi limbah serbuk kayu di masa depan. Limbah ini sangat mungkin menjadi salah satu bahan alternatif terbarukan untuk mengolah produk baru. “Serbuk kayu sering dianggap memiliki nilai ekonomi yang rendah. Namun, saya berharap bahan ini ke depannya justru dapat dilihat sebagai material yang memiliki nilai ekonomi yang lebih baik, dengan memanfaatkan formula yang telah saya buat. Saya juga percaya bahwa material ini tidak perlu selalu diolah kembali jadi material mentah, namun bisa langsung diolah menjadi sebuah produk tertentu,” ujarnya. Respons yang didapatnya dari orang-orang sekitar cukup menggembirakan, Melihat produk yang dihasilkan dari limbah serbuk kayu, rekan-rekan Efri terkejut mengetahui serbuk kayu bisa dimanfaatkan sedemikian rupa untuk bisa dijadikan sebuah produk. “Meskipun hasilnya sendiri saya katakan belum maksimal, namun pesan dari tindakan saya tersampaikan, bahwa material dari sebuah produk bisa dimulai dari yang ada di sekitar kita,” kata Efri. Tak hanya mendapat pengakuan, berkat temuan ini, Efri menjadi salah satu material maker yang diajak terlibat dalam pameran Biomaterial di Smesco Labo Exhibition. “Jujur, saya merasa senang bahwa karya saya bisa masuk dalam sebuah pameran, meskipun karya saya sendiri belum bisa dikatakan sempurna,” Efri menceritakan kesan-kesannya. Melalui karyanya ini, Efri berharap masyarakat bisa menyadari bahwa bahan yang ada di sekitar kita sebenarnya bisa dimanfaatkan menjadi material yang memiliki daya jual dan fungsional. E03
Cara Mengolah Serbuk Kayu Menjadi Papan January 16, 2021 Bagaimana Anda memproses bubuk kayu ke papan? Untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, lebih sehat, dan ramah lingkungan, berbagai upaya terus dilakukan. Salah satunya adalah daur ulang serbuk gergaji yang merupakan limbah industri kayu ke dalam papan sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Oleh pengrajin, papan partikel ini kemudian ditransformasikan menjadi berbagai mebel dan furnitur mahal. Butuh furnitur jepara ? kesini saja indonesia furniture manufaturer Tahukah Anda, papan partikel adalah salah satu varietas hasil produksi kayu. Papan ini terbuat dari campuran serbuk gergaji dan lem resin yang dicetak menggunakan mesin press ke lembaran dengan tingkat ketebalan tertentu. Jadi tidak mengherankan bahwa dewan ini memiliki bentuk yang presisi, seragam, dan permukaannya halus. Keunggulan papan partikel stabil, tidak mudah untuk mengubah bentuk, dan dapat diproses dengan mudah. Sayangnya karena memiliki serat panjang, kekuatan obligasi yang dimiliki oleh dewan partikel ini cenderung lemah. Terutama jika diperlakukan agak kira-kira, ujungnya akan mudah dihancurkan. Tetapi Anda tidak perlu khawatir karena saat ini, penelitian pada papan partikel masih dilakukan untuk menghasilkan papan partikel yang memiliki bobot yang lebih ringan, struktur yang kuat dan kaku, dan harganya lebih murah. Apabila Anda tertarik untuk membikin sendiri papan partikel, simak panduan dasarnya di bawah ini! Bahan-bahan yang dibutuhkan Serbuk kayu Plastik Resin/UF Urea Formaldehyde Alat-alat yang digunakan Timbangan Jangka sorong/caliper Mesin pres/hot press Industrial oven Cetakan Industrial mixer Alat uji tarik Moisture meter Langkah-langkah pengolahan Siapkan bahan-bahan baku dengan komposisi sesuai dengan formula/resep yang akan dibuat. Semua bahan ini harus memiliki kualitas yang baik, tidak kadaluwarsa, dan tidak rusak. Usahakan serbuk kayu yang dipakai mempunyai ukuran yang seragam. Keakuratan dalam pengukuran volume dan berat bahan juga berpengaruh besar terhadap mutu akhir papan partikel yang dihasilkan. Semua bahan yang telah disiapkan kemudian dikeringkan terlebih dahulu. Di antaranya serbuk gergaji dan plastik. Tahap ini bisa dilakukan melalui proses penjemuran secara alami dengan bantuan cahaya matahari atau buatan menggunakan industrial oven. Bahan-bahan yang telah kering selanjutnya akan memasuki tahap pengadonan. Caranya adalah masukkan semua bahan baku ke dalam tangki, lalu aduk memakai industrial mixer dengan putaran yang pelan. Tujuannya ialah untuk memperoleh hasil pencampuran yang homogen di semua titik. Jika diperlukan, Anda bisa menambahkan sedikit air untuk memperlancar proses pengadukan. Periksa terlebih dahulu apakah semua bahan sudah tercampur rata atau belum. Bila sudah beres, Anda bisa menambahkan perekat sintetik berupa resin/UF ke dalam adukan tersebut. Aduk sekali lagi supaya bahan-bahan yang telah tercampur bisa saling melekat dan tidak teruari kembali. Saatnya melakukan proses pembentukan lembaran-lembaran menggunakan mesin press. Agar hasilnya lebih maksimal, proses ini dilaksanakan selama menit dengan memanfaatkan tekanan sebesar 100 kg/cm2 pada suhu 170-190 derajat celsius. Lembaran yang sudah terbentuk lantas didinginkan di ruangan yang bertemperatur normal. Sebelum siap dipasarkan, papan partikel hasil produksi wajib diujicoba terlebih dahulu. Tujuan pengujian yaitu memastikan produk papan partikel yang dihasilkan sudah memenuhi persyaratan. Metode-metode ini biasanya meliputi pengujian terhadap sifat fisis, mekanis, dan thermal komposit yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. About The Author Owent
Currently, wood craftsmen have a lot of fans, which is directly proportional to the number of forests and trees that are currently decreasing. Moreover, the use of wood to make boards only uses 50-70% of a tree. The rest will be waste that is simply thrown away or burned. Like the village that we carried out this activity, in Pacellekang Village, Patallassang District, Gowa Regency. In the end we chose to reprocess the remaining sawdust to make handicrafts which of course have economic value in order to create jobs. In addition, the purpose of this activity is to make the people in Pacellekang Village more creative, innovative and productive in the post-covid-19 pandemic. In this handicraft production activity, we have provided training to the public about production, to marketing through digital marketing. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Idea Pengabdian Masyarakat ISSN Online 2798-3668 Volume 2, Issue 05 September 2022 This is an open-access article under the CC BY International License © Idea Pengabdian Masyarakat 2022 237 Pengolahan dan Pemanfaatan Sisa Serbuk Pengrajin Kayu dalam Menunjang Sektor Ekonomi Lokal di Kabupaten Gowa ¹Filandia Rifdian, 1Muh. Adnan, 1Reni Arwanda, 1Sity Melindah, 1Nur Adfirayanti Danial 1Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar Bongaya, Indonesia Korespondensi Abstract Currently, wood craftsmen have a lot of fans, which is directly proportional to the number of forests and trees that are currently decreasing. Moreover, the use of wood to make boards only uses 50-70% of a tree. The rest will be waste that is simply thrown away or burned. Like the village that we carried out this activity, in Pacellekang Village, Patallassang District, Gowa Regency. In the end we chose to reprocess the remaining sawdust to make handicrafts which of course have economic value in order to create jobs. In addition, the purpose of this activity is to make the people in Pacellekang Village more creative, innovative and productive in the post-covid-19 pandemic. In this handicraft production activity, we have provided training to the public about production, to marketing through digital marketing. Keywords Economy, powder, processing, utilization, wood Abstrak Pengrajin kayu saat ini sangat banyak penggemarnya, berbanding lurus dengan jumlah hutan dan pohon yang saat ini terus berkurang. Apalagi pemakaian kayu untuk membuat papan hanya menggunakan 50 – 70 % saja dari sebuah pohon. Sisanya akan menjadi limbah yang hanya dibuang atau di bakar. Seperti desa yang kami lakukan kegiatan tersebut, di Desa Pacellekang kecamatan Patallassang Kabupaten Gowa. Pada akhirnya kami memilih untuk mengelolah kembali sisa serbuk kayu untuk dijadikan kerajinan tangan yang tentunya mempunyai nilai ekonomi agar dapat menciptakan lapangan kerja. Selain itu, tujuan dari kegiatan ini agar masyarakat di Desa Pacellekang lebih kreatif, inovatif serta produktif di masa pasca pademi covid-19. Dalam kegiatan produksi kerajinan tangan ini, kami telah memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang produksi, hingga pemasaran melalui digital marketing. Kata kunci Ekonomi, kayu, pemanfaatan, pengolahan, serbuk PENDAHULUAN Serbuk kayu ialah salah satu bahan sisa dari proses produksi kayu yang kerap terbuang begitu saja. Dalam prakteknya, hasil sisa dari olahan kayu tersebut sesungguhnya mempunyai banyak sekali manfaat jika kita mampu mengelolanya kembali. Selain itu manfaatnya kita dapat menggunakan menjadi media tanam yang baik, Untuk proses produksi pembuatan furniture biasanya serbuk kayu sudah tidak digunakan lagi. Tentunya kami disini ingin memberikan sedikit ide tentang pengolahan serbuk kayu yang awalnya hanya dibuang saja untuk dijadikan sebuah kerajinan tangan yang tentunya bernilai. Menurut Wiadi tahun 2022 pengelolaan serbuk kayu yang dioptimalkan hingga tercipta suatu produk yang tentunya mempunyai nilai bisnis yang lumayan tinggi dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat 1. Kerajinan tangan merupakan sesuatu kegiatan yang dilakukan seseorang serta membuahkan hasil atau output benda yang tentunya memiliki nilai tertentu. Menurut Munawir tahun 2015, kerajinan adalah suatu kegiatan ekonomi kreatif yang merupakan kegiatan kreatifitas yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi suatu produk yang dihasilkan para pelaku kerajinan 2. Idea Pengabdian Masyarakat ISSN Online 2798-3668 Volume 2, Issue 05 September 2022 This is an open-access article under the CC BY International License © Idea Pengabdian Masyarakat 2022 238 Menurut Patriansah, dkk tahun 2022 Industri kerajinan adalah suatu wadah usaha atau kegiatan memproses bahan baku hingga dijadikan output barang jadi yaitu barang hasil kerajinan 3. Menurut Akhmad, dkk tahun 2017 pada dasarnya pemerintah dan Bank Indonesia dapat mengembangkan aturan untuk memudahkan para pelaku Usaha Mikro Kecil Masyarakat UMKM dalam akses permodalan. Keberhasilan perbankan tidak lepas dari faktor kemanusiaan, karena bisnis perbankan sangat banyak, sebagai bisnis jasa tergantung pada prinsip kepercayaan 4. Usaha kreatif dapat menunjang strategi kegiatan ekonomi serta dapat menciptakan lapangan kerja 5. Para pelaku usaha sebenarnya perlu berfikir secara mendalam tentang teknik strategi dalam pemanfaatan produk yang dihasilkan dengan baik itu produk utama maupun sampingan. Apalagi produk utama mempunyai manfaat dan faedah yang bisa digunakan sebagai produk sampingan yang dapat menambah pendapatan sehingga dapat meningkatkan ekonomi bagi pelaku usaha. Hal ini dapat dilihat dari kajian yang dilakukan oleh Ridjal tahun 2018 yang menyatakan bahwa strategi dapat mempengaruhi keputusan terutama strategi biaya rendah/low cost 6. Dengan pemanfaatan keputusan dalam membuat produk sampingan adalah hal yang mutlak dan mesti dilakukan oleh para produsen dalam memenangkan persaingan. Justru pada masa sekarang para pelaku pasar berlomba-lomba menciptakan strategi dimana sistem pemasaran dikemas secara baik menggunakan teknologi seperti produk e-commerce melalui digital marketing, sistem pembayaran, media promosi yang dimediasi oleh pihak perbankan. Dari hasil penelitian Akhmad, dkk tahun 2015 bahwa faktor teknologi informasi memiliki peran sangat berpengaruh, mulai dari sektor keuangan karena dapat memengaruhi sektor lainnya khususnya industri perbankan7. Dilihat dari hasil penelitian ini juga dapat disimpulkan Pertama, perkembangan teknologi informasi di Indonesia, perkembangan dan pengetahuan teknologi tentang mobile bangking, perkembangan ilmu pengetahuan, kecepatan transfer teknologi transaksi perbankan dan kemajuan teknologi informasi real-time sangat penting; dan Kedua, Kemampuan inovasi produk citra merek dan reputasi yang lebih baik, lebih kuat, layanan perbankan yang lebih profesional baik, fasilitas perbankan yang lebih berbeda, internet banking yang berbeda wajib dilakukan oleh setiap lembaga keuangan dalam memenangkan kompetisi 8. Dan pastinya tidak lepas dari sumber daya manusia yang unggul 9. METODE Metode kegiatan ini adalah pelatihan tentang pengolahan sisa serbuk kayu. Dimana serbuk kayu ini hasil dari mesin penghalus untuk pembuatan furniture. Misalnya 1 batang kayu mempunyai diameter 0,5 meter dan panjangnya 3 meter. Biasanya panjang dan lebar sebuah balok yaitu 3 meter dan 6 centimeter, sehingga 1 pohon kayu hanya dapat menghasilkan 6 batang papan. Jadi, 6 batang papan hanya menggunakan ± 70 % dari 1 pohon kayu tadi dan sisanya dijadikan sisa kayu dan lain sebagainya. Setelah jadi 6 batang papan tersebut, lanjut ke proses serut dengan menggunakan mesin serut kayu agar papan tersebut lurus dan rapi. Untuk membuat furniture lainnya tentunya akan melalui mesin penghalus hingga banyak menyisahkan sisa atau serbuk kayu yang biasanya hanya dibuang saja Dalam pelatihan ini kami menggunakan serbuk kayu halus untuk menjadi suatu kerajinan tangan yang bernilai kepada masyarakat desa pacellekang, yang dihadiri ± 17 orang terdiri dari pelaku usaha pembuatan lemari, anggota Bumdes, serta masyarakat desa pacellekang. Pelatihan ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa Pacellekang mulai dari rangkaian cara pemilihan serbuk kayu, hingga menjadi sebuah produk kerajinan tangan. Dalam melakukan penyuluhan tentang pelatihan pembuatan kerajinan tangan kami melibatkan dosen pembimbing dan 5 orang mahasiswa. Selain melakukan pelatihan pembuatan produk kerajinan tangan kami juga memberikan pelatihan tentang pemasaran produk mulai dari pengemasan produk yang Idea Pengabdian Masyarakat ISSN Online 2798-3668 Volume 2, Issue 05 September 2022 This is an open-access article under the CC BY International License © Idea Pengabdian Masyarakat 2022 239 kreatif agar menambah daya tarik konsumen, hingga pelatihan pemasaran menggunakan sistem digital marketing. Selain pelatihan produksi dan pemasaran kami juga memberikan pelatihan mengenai manajemen keuangan agar kedepannya masyarakat dapat mengetahui cost dari produk, menentukan harga jual, serta menata pembukuan keuangan yang baik dan benar. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang kami lakukan yaitu selama ± 1 Bulan. Tanggal pelaksanaan pengabdian yaitu mulai 13 Juli 2022 sampai 11 Agustus 2022. Untuk program kegiatan kerja telah kami lakukan seminar di aula kantor desa dan telah diberikan pelatihan kepada masyarakat desa DAN PEMBAHASANAdapun kegiatan yang kami lakukan adalah tahap persiapan mulai dari melakukan kordinasi kepada kepala desa, sekertaris desa, kepala dusun, pelaku usaha kayu, serta masyarakat untuk permohonan izin melakukan program kegiatan kerja dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Setelah kami melakukan observasi, kami memilih salah satu mitra produksi furniture yang ada di desa pacellekang tepatnya berada didusun pa’ bundukang. Di tempat pembuatan furniture di desa pacellekang memproduksi lemari, meja, rangka kursi sofa dll. Tetapi untuksisa serbuk kayu dari sisa produksi tidak dimanfaatkan dengan semestinya. Maka dari itu kami melakukan program untuk memanfaatkan sisa hasil serbuk kayu untuk pembuatan kerajinan tangan sehingga diharapkan kedepannya dapat menaikkan pendapatan ekonomi masyarakat di desa pacellekang. Gambar 1 Pertemuan Kepala Desa berserta Pelaku Usaha Furniture Idea Pengabdian Masyarakat ISSN Online 2798-3668 Volume 2, Issue 05 September 2022 This is an open-access article under the CC BY International License © Idea Pengabdian Masyarakat 2022 240 Gambar 2 Tempat Pembuatan Furniture Pada gambar 1 terlihat pertemuan kepala desa, pelaku usaha furniture, kepala dusun, serta tokoh masyarakat dan mahasiswa. Pada gambar 2 terlihat tempat produksi furniture di dusun pa’ bundukang. Gambar 3 Hasil Produk Bahan Baku adalah serbuk kayu gergaji, sagu, kayu papan/triplek, cat & thinner, botol air mineral 600 ml, air, besi kawat, lem korea. Adapun peralatan yang kami gunakan gergaji kayu, gunting, obeng, kuas, sendok, panci, baskom. Cara Pembuatan Kerajinan Tangan adalah 1. memilih serbuk kayu yang halus hasil dari gergaji, papan menggunakan gergaji kayu dengan ukuran 25 cm * 12 cm, air secukupnya di panci hingga mendidih sagu kedalam air mendidih dan aduk terus hingga mengental, mengental dan membentuk lem pindahkan ke dalam wadah dan campurkan dengan serbuk kayu ,lalu aduk hingga merata, merata bentuklah serbuk yang telah di campur dengan cairan sagu tadi hingga membentuk sebuah ayam maupun burung, berikan tulangan dari kawat agar campuran dapat berdiri kokoh, membentuk ayam atau burung dirikan di atas papan yang telah dibuat, 8. ukir bentuk ayam atau burung hingga menyerupai aslinya setelah selesai mengukir, botol air mineral Idea Pengabdian Masyarakat ISSN Online 2798-3668 Volume 2, Issue 05 September 2022 This is an open-access article under the CC BY International License © Idea Pengabdian Masyarakat 2022 241 hingga dekat dengan penutup botolnya, 10. lalu keluarkan penutup botol dan paku kepapan serta lem tepat berhadapan dengan ayam yang telah terukir tersebut, 11. lalu sisa botol tersebut kita bentuk hingga menyerupai asbak dengan menggunakan campuran serbuk dan sagu, 12. setelah jadi asbak dan ukiran ayam lalu kita jemur 5-6 jam, 13. setelah proses penjemuran lakukan pengecetan pada kerajinan tangan tersebur hingga menyerupai wujud aslinya, 14. terakhir lakukan cet dengan menggunakan clear agar produk kelihatan lebih indah. Harga modal dari bahan mentah produksi relatif murah berkisar Rp. Buah. Karena rata-rata bahan bisa kita dapatkan dengan gratis, seperti serbuk kayu, potongan papan. Sementara untuk harga pasaran bisa kita sesuaikan dengan tingkat keunikan dan keindahan dari kerajinan tangan tersebut. Namun biasa dijual di pasaran mulai dari harga Rp. / Buah. Pada proses penyuluhan kami libatkan pegawai kantor desa, Bumdes, para tokoh masyarakat serta masyarakat desa pacellekang dengan cara menampilkan produk serta memaparkan proses pembuatan produk tersebut. Bedasarkan hasil pantauan kegiatan ini, diyakini program ini dapat memberikan dampak kepada masyarakat pacellekang dimana masyarakat dapat berinovasi dan mampu memproduksi kerajinan tangan ini sehingga kedepannya dapat membuka lapangan kerja dan mampu menaikkan pendapatan masyarakat didesa pacellekang. Selain itu dampak lain dari kegiatan ini adalah membantu meningkatkan kesadaran masyarakat desa pacellekang akan kebersihan serta pelestarian lingkungan dengan memanfaatkan sisa serbuk kayu. KESIMPULAN Dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai pemanfaatan sisa serbuk kayu di olah menjadi kerajinan tangan. Dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta dapat menambah pendapatan bagi masyarakat desa pacellekang. Hal ini sependapat dengan pernyataan Wahyudi tahun 2014, yang menyatakan bahwa komitmen yang tinggi dari seseorang karyawan akan meningkatkan prestasi kerja. Kemudian, dengan adanya pelatihan ini masyarakat dapat mengurangi masalah tentang limbah hasil industri furniture di Desa Pacellekang 10,11,12. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami ucapkan kepada pemerintah Desa Pacellekang, khususnya kepala desa berserta jajarannya, para kepala dusun, ketua Bumdes, Para pelaku usaha furniture, tokoh masyarakat serta masyarakat desa pacellekang karena telah memberikan kontribusi yang sangat baik kepada kami. Sehingga kami dapat melaksanakan pengabdian hingga selesai. DAFTAR PUSTAKA 1. Wiadi I, Woelandhary AD, Cempaka G, Samri I. Pelatihan Strategi Pemasaran Untuk Produk Rupa Olahan Serbuk Kayu Bagi Terdampak Pandemik di Yayasan Rumah Sinergi Indonesia. 2022;73602–13. 2. Munawir H, Kuswardhana A, Nandiroh S, Teknik J, Ums I, Yani JA. Analisis Supply Chain Management Industri Kerajinan Sangkar Burung Di Surakarta. Simp Nas Teknol Terap. 2015;32015. 3. Patriansah M, Sapitri R, Aravik H. Pelatihan Industri Kerajinan Batok Kelapa Di Desa Gajah Mati Kecamatan Babat Sumpat Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan Coconut Shell Craft Industry Training in Gajah Mati Village , Babat Sumpat District , Musi Banyuasin Regency , South Sumatra Sumpat Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan . Desa Gajah Mati Sebagian besar Idea Pengabdian Masyarakat ISSN Online 2798-3668 Volume 2, Issue 05 September 2022 This is an open-access article under the CC BY International License © Idea Pengabdian Masyarakat 2022 242 masyarakat Desa Gajah Mati memanfaatkan isi buah kelapa menjadi santan , sedangkan untuk batok kelapa bunga dengan pola desain yang masih sederhana . Karena bentuknya yang memiliki bekal dan keterampilan yang mumpuni dalam mengolah batok kelapa. 2022;7282–96. 4. Muhammadin A, Er AC, Ishak S. Isu dan cabaran dalam pembentukan landskap perbankan di Indonesia Suatu kajian teori dan empirik Issues and challenges in the shaping of Indonesia’s banking landscape A theoritical and empirical study. Geogr Malaysian J Soc Sp. 2017;105148–58. 5. Muhammadin A, Ramli R, Nuramal N. Analisis Strategi Generik dalam Industri Perbankan Di Indonesia. Bongaya J Res Manag. 2018;1232–8. 6. Ridjal S, Muhammadin A. Analysis of Influencing Factors Social Environment and Generic Strategies toward Performance of the Banking Sector in Indonesia. J Phys Conf Ser. 2018;10281. 7. Muhammadin A, Ac E, Ishak S. Teknologi maklumat, strategi pembezaan dan prestasi kewangan industri perbankan di Indonesia. Vol. 4. 2015. p. 74–86. 8. Muhammadin A, Ramli R. The Effect of External Environment and Low-Cost Strategy on Financial Performance of Banking in Indonesia. 2019;227Icamr 2018510–3. 9. Muhammadin A. Teori dan Perilaku Ornganisasi. ISBN. 2021. 987–623–342–104–1 p. 10. Wahyudi F. Peran Kompetensi Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur. J Paradig. 2014;32186–97. 11. Mikawati, Malik MZ. Penyuluhan Kesehatan tentang Cuci Tangan dengan Enam Langkah Pada Masyarakat. Idea Pengabdi Masy. 2022;2022020–3. 12. Febrianti N, Kadang Y, Hikam I. Edukasi Kesehatan t entang Pencegahan Gout Arthritis di Desa Bangga Kabupaten Sigi. Idea Pengabdi Masy. 2022;20132–5. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this FebriantiYulta KadangIman HikamTri dharma of higher education is the obligation of lecturers, and one of them is community service. This service raised the theme of health education on the prevention of gout arthritis. Previously, a Health screening was carried out with the Sheep Indonesia Foundation that the problem found in Proud Village was gout arthritis. Proud Village is a remote area in Sigi Regency. The purpose of this community service is to increase public knowledge about the prevention of gouty arthritis. The method of implementing community service with direct counseling techniques to the community with media flip chart and leaflet. The results of the service, the community is very enthusiastic to listen to the material. Previously, many residents did not know about gout arthritis. This is reflected in the many questions asked regarding the disease. In the evaluation session, the community was given questions and on average the community could answer correctly according to the material provided. The conclusion of community service activities has been carried out smoothly. The community response is very good and it is hoped that the community can prevent the occurrence of gout arthritis, and this community service activity can be carried out regularlyThe purpose of this study is, to analyze conceptually and generic strategy theory whichincludes differentiation strategies, low cost strategies and focus strategies in the banking industry inIndonesia. The influence of structure in generic strategy analysis on the banking industry in Indonesiais very varied. This analysis requires a comprehensive approach and requires an integrated strategy analysis provides an overview problems faced in measuring and evaluating theinternal conditions faced by the company, especially service sector companies namely the bankingindustry with regard to products, costs and focus on running a business. This research can alsodetermine the extent of the bank's actions to win the competition, and provide appropriate conditionsto achieve the company's Ridjal Akhmad MuhammadinThe social environment is a challenge for the banking industry in Indonesia. The dynamic changes of the social environment influence the strategy and performance in the global competition of the banking sector in Indonesia. The objectives of this study are 1 to analyze the influence of the social environment on generic strategies, 2 to analyze the influence of generic strategies on bank performance, and 3 to analyze the influence of the social environment on the performance of the banking sector. Surveys are conducted on 101 banks through a set of questionnaires, which are given to the bank and collected directly by the researcher as well as by post to the president director and director of the banks in Indonesia. Data that have been collected are analyzed by using descriptive analysis, analysis of variance ANOVA, and linear structural relationship LISREL using structural equation models SEM. The results of this study show three paths that influence the social environment, generic strategies, and the performance of the banking sector in Indonesia. First, the social environment that consists of public knowledge about banking, lifestyle society and distribution of public income has a significant influence on the generic strategies, which are low cost and focus. Second, low cost generic strategies and focus have a significant influence on the financial and organizational performance, while the social environment that consists of public knowledge about banking, lifestyle society and distribution of public income has a significant influence on the financial and organizational performance. Therefore, it is important for decision makers of the national banking sector to develop a strategy to enhance profitability and competitiveness of banks given the current memanfaatkan isi buah kelapa menjadi santan , sedangkan untuk batok kelapa bunga dengan pola desain yang masih sederhana . Karena bentuknya yang memiliki bekal dan keterampilan yang mumpuni dalam mengolah batok kelapaGajah Masyarakat Desamasyarakat Desa Gajah Mati memanfaatkan isi buah kelapa menjadi santan, sedangkan untuk batok kelapa bunga dengan pola desain yang masih sederhana. Karena bentuknya yang memiliki bekal dan keterampilan yang mumpuni dalam mengolah batok kelapa. 2022;72 dan cabaran dalam pembentukan landskap perbankan di Indonesia Suatu kajian teori dan empirik Issues and challenges in the shaping of Indonesia's banking landscape A theoritical and empirical studyA MuhammadinA C ErS IshakMuhammadin A, Er AC, Ishak S. Isu dan cabaran dalam pembentukan landskap perbankan di Indonesia Suatu kajian teori dan empirik Issues and challenges in the shaping of Indonesia's banking landscape A theoritical and empirical study. Geogr Malaysian J Soc Sp. 2017;105 maklumat, strategi pembezaan dan prestasi kewangan industri perbankan di IndonesiaA MuhammadinE AcS IshakMuhammadin A, Ac E, Ishak S. Teknologi maklumat, strategi pembezaan dan prestasi kewangan industri perbankan di Indonesia. Vol. 4. 2015. p. dan Perilaku OrnganisasiA MuhammadinMuhammadin A. Teori dan Perilaku Ornganisasi. ISBN. 2021. 987-623-342-104-1 Kesehatan tentang Cuci Tangan dengan Enam Langkah Pada MasyarakatMalik MikawatiMzMikawati, Malik MZ. Penyuluhan Kesehatan tentang Cuci Tangan dengan Enam Langkah Pada Masyarakat. Idea Pengabdi Masy. 2022;2022020-3.